Jadi siapa pihak yang patut disalahkan?

27 Des. 15 23:03 WIB

Ada yang pernah merasakan ketika siap untuk membuka hati, lalu tiba-tiba dikecewakan? Kalau kalian yang membaca blogku belum pernah merasakan, saat ini aku sedang merasakannya. Aku dikecewakan oleh Dia. Dia yang baru saja kemarin ku ceritakan(http://din-dazzle.blogspot.co.id/2015/12/sukacinta.html?m=1)

Marah? Kecewa? Merasa sakit hati? Merasa dikecewakan? Jelas. Tapi yang paling aku rasakan sekarang adalah merasa seperti hanya seperti 'pelarian' atau 'selingan' dikala dia sedang "Kosong". Aku tidak hanya sekali merasakan hal seperti itu. Dulu, aku pernah merasakan hanya sebagai pelarian. Parahnya tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali. Hal itu yang membuatku menutup hati rapat-rapat karena bisa dibilang aku kapok. Tetapi saat sekarang aku siap untuk membuka hati kepada seseorang yang ku anggap "tepat", Dia tiba-tiba menghilang. Aku kecewa, aku marah. Bukan, aku bukan hanya kecewa dan marah kepada Dia. Aku lebih kecewa dan marah kepada diriku sendiri. Aku kecewa karena aku terlalu mudah mengartikan sikapnya terhadapku. Aku marah, karena aku dengan mudahnya terbawa perasaan (atau baper haha) terhadapnya. Merasa bodoh? Jelas. Aku merasa bodoh sekali karena terlalu cepat nyaman dengannya. Sebenarnya sebelum aku dekat dengannya aku sudah berpikir, adakah "perempuan yang dia jaga hatinya" saat ini? Adakah perempuan lain yang dekat dengannya sebelum aku? 

Ntahlah, tidak ada pihak yang benar atau pun patut disalahkan disini menurutku. Mungkin Dia tidak salah karena sikapnya yang membuatku nyaman itu tidak hanya dia tunjukkan kepadaku, dan aku yang salah karena salah mengartikan sikapnya dan terbawa perasaan. Atau........... Dia memang sengaja membuatku nyaman dengannya, lalu ketika "perempuan yang dia jaga hatinya" datang kembali aku ditinggalkan begitu saja. Jujur, aku tidak tahu sebenarnya apa yang menyebabkan sikapnya berubah total terhadapku. Aku belum memiliki cukup keberanian untuk bertanya langsung kepadanya. Lagipula sampai detik ini, kami belum juga mengobrol (lagi).

D23 23:36 WIB

Suka/Cinta?

26 Des. 15 20:46WIB (sambil ditemani lagu Sementara Sendiri – Geisha, Ost. Single) 

Aku mungkin typical perempuan yang mudah suka dengan seseorang, tapi sulit untuk jatuh cinta pada seseorang. Pernah dengar kalimat “love at the first sight” ? sampai sejauh ini aku belum pernah merasakan apa yang disebut dengan cinta pada pandangan pertama. Menurutku, tidak ada yang dinamakan “love at the first sight” yang ada hanyalah “like at the first sight” atau “attracted at the first sight”. Bagi yang tidak setuju dengan anggapanku ya sudah, aku tidak peduli.

Kenapa aku tidak percaya cinta pada pandangan pertama? Karena menurutku cinta butuh proses. Bukan hanya sekali melihat lalu mengartikan menjadi cinta. Tertarik->suka->nyaman->sayang-> cinta. Mungkin itu proses cinta menurut versiku. Aku sering sekali sudah sampai tahap suka, lalu ada sesuatu hal yang membuat aku tidak nyaman terhadap orang yang aku suka, akhirnya rasa suka itu hanya menjadi suka sesaat. Suka sesaat sering sekali terjadi dalam hidupku, tak heran banyak yang bilang bahwa aku mudah suka pada seseorang. Tapi untuk jatuh cinta aku rasa baru 2 kali aku merasakannya.

Kebetulan baru-baru ini aku tertarik dengan seseorang, tidak hanya tertarik tapi juga suka,tidak hanya suka tapi juga merasa nyaman. Dia bukan orang yang baru kenal, tapi aku baru kenal dekat dengannya akhir-akhir ini. Dia bukan orang yang cerewet tapi dia juga bukan orang yang pendiam menurutku. Dia orang yang bisa membawa suasana menjadi cair, walaupun dia tidak seheboh dan serame diriku bila berbicara.

Sejujurnya jarang sekali menemukan laki-laki seperti dia yang mampu meladeni model becandaanku. Jarang sekali menemukan laki-laki yang bisa diajak mengobrol lama dan asik sampai ngalor-ngidul tak karuan bila sedang ngobrol. Mungkin hal itu yang membuat aku nyaman dengan dia karena jarang sekali menemukan laki-laki seperti dia sejauh ini. Tetapi, aku tidak tahu apakah perasaanku terhadapnya terbalaskan atau tidak. Karena detik ini, kami sedang tidak mengobrol. Tidak seperti hari-hari sebelumnya.

____________________________________________________________________________________

Ajarkan aku tuk bisa dapat ungkapkan rasa

Agar kamu kan percaya begitu ku butuh cinta

Ajarkan aku tuk bisa dapat merangkai kata

Agar kamu kan dengarkan bibirku katakan cinta, sekarang

(Sementara Sendiri – Geisha)

D23 21:55WIB

Basa-basi

26 Des. 15 19:57 WIB

Liburan panjang yang membosankan akhirnya mengantarkanku untuk menulis. Bila biasanya aku hanya sebagai penikmat/pembaca (novel khususnya roman), kali ini aku sedang mencoba peran untuk menjadi seseorang yang berada dibelakang layar komputer dengan jari yang bergerak lincah di keyboard. Tidak, aku tidak sedang ingin membuat karya sastra seperti novel atau semacamnya. Aku hanya ingin menuliskan apa yang ingin aku tuliskan di blogku ini. Hey, bukankah blog sudah seperti diary berbasis internet?  Kalau kalian tidak setuju dengan anggapanku aku tidak peduli. Bagiku sah-sah saja bila aku sedikit(atau banyak) curhat di blogku ini, c’mon MUI saja tidak mengeluarkan fatwa haram bila curhat di blog.

Ini adalah tulisan pertamaku di blog yang sebenarnya sudah aku buat sejak kelas 3 SMP karena tuntutan guru yang mengharuskan setiap siswa memiliki blog. Ntah setan apa yang merasukiku hingga akhirnya aku membuka blogku lagi dan menuliskan ratusan huruf didalamnya. Alasan liburan panjang yang membosankan? Hanya itu alasanku. Di blogku ini aku banyak menggunakan bahasa baku. Bagi kalian yang membaca blogku dan kenal denganku di real life tolong jangan tertawa ketika membaca tulisanku sekarang atau nantinya. Aku hanya ingin menjadi Dinda yang lain dari Dinda di kehidupan nyata. Bukan, aku bukan menjadi oranglain di blogku ini. Tapi aku hanya menjadi sisi/sosok Dinda yang jarang muncul ketika dikehidupan nyata.

Aku tahu, tulisan pertamaku ini adalah sesuatu yang tidak penting dan aku rasa tulisan-tulisanku berikutnya juga bukanlah hal-hal yang penting. Jadi, aku mohon tolong maklumkan saja. 

D23. 20:31WIB